Kamis, 10 November 2011

Marketing Mix

Kelas Service Marketing hari ini membahas 2 poin, yang pertama tentang case study perusahaan Massachusetts Audubon Society (MAS) dan kedua tentang materi Marketing Mix.

MAS merupakan sebuah organisasi non-profit yang bergerak di bidang lingkungan. Hasil dana operasi MAS sejak tahun 1999 sampai 2001 terus mengalami penurunan, terutama di poin keanggotaan. oleh karena itu, MAS sedang berupaya untuk meningkatkan membershipnya.
Dari kasus tentang MAS saya menyadari bahwa, walaupun itu sebuah organisasi non-profit bukan berarti murni tidak mendapat profit. Mereka terkadang justru mendapat profit yang lebih besar dibanding perusahaan profit lain jika mereka pintar memanfaatkannya. Salah satu sumber profit yang bisa diperoleh organisasi seperti MAS yaitu dengan iuran membership.

Ada 7 poin penting dalam Marketing Mix, yaitu :
1. Price: Skimming (harga jual semahal-mahalnya karena tidak ada kompetitor, mis: IPAD), penetration (harga murah karena banyak kompetitor), psychological (contoh: Togamas), cost-plus (harga standar, contoh: Tune Hotel), loss leader (omzet berkurang tapi tetap menjadi market leader di industri yang ada, contoh: AQUA)

2. Product: design, technology, usefulness, value, quality, packaging, branding

3. Promotion: special offers, advertising, use trials, direct mailing, leaflets'posters, free gifts, joint ventures (kerja sama dengan sistem komisi % dari yang sudah ditetapkan)

4. Place (tempat dimana kita dapat menitipkan barang kita): retail, wholesale, internet, direct sales, multi-channel (direct - indirect).

5. People: employees, management, culture (vision and mission), customer service

6. Process: service BLUE PRINT

7. Physical environment: interface, comfort, facilities

Ketujuh poin di atas dikombinasikan sesuai dengan tujuan pemasaran, jenis produk, target pasar, struktur pasar, kondisi pesaing, isu-isu global (budaya, agama, dll) dan siklus hidup produk.

Kamis, 03 November 2011

Service Leadership & Productivity

Kelas Service Marketing hari ini membahas tentang case study Starbucks Company. Dalam case study itu dibahas tentang bagaimana kesuksesan Starbucks di awal tahun 1990-an. Namun kesuksesan starbucks itu seakan tidak berlangsung lama, dan terus berkurang di tahun 2000-an.

Seiring dengan bertambahnya cabang baru di seluruh dunia, kepuasan konsumen justru semakin berkurang. Starbucks merupakan sebuah perusahaan yang baik dalam hal inovasi produk, namun kurang baik dalam inovasi service. Starbucks terus berkembang tetapi kurang diimbangi dengan pelayanan yang memuaskan. Dari kasus yang dialami oleh Starbucks ini kami belajar bahwa dalam menjalankan sebuah bisnis, kita tidak boleh hanya terfokus pada produktivitas saja melainkan harus memenuhi kepuasan konsumen dari segi pelayanan.

Dari kelas hari ini bisa kami simpulkan bahwa untuk menyeimbangkan antara peningkatan produk dan service bisa dilakukan yaitu meningkatkan pengorganisasian untuk menghasilkan produk dan pelayanan yang lebih baik melalui pelatihan bagi karyawan agar mampu memberikan service yang berkualitas.